Maintenance Engineering Working Group established by the Ministry of Technology (now the Department of Trade and Industry) in Great Britain began a survey of expenditure for maintenance engineering in the manufacturing industry, not including the nationalized industries and service industries, and the results are very surprising because the survey results prove it turns out the numbers exceed the annual expenditure budget for the entire National Health Service.
Meanwhile, priority, scope and cost for maintenance of function continue to grow in line with advances in engineering technology. Despite this assumption until even now most people against what is called a maintenance engineer is identical to the worker with dirty clothes, carrying cans of lubricants and a monkey-wrench.
Indonesian Version.
Kelompok Kerja Rekayasa Pemeliharaan yang didirikan oleh Kementerian Teknologi (Sekarang Departemen Perdagangan dan Industri) di Inggeris mulai melakukan survey atas belanja untuk rekayasa pemeliharaan di industri manufaktur, belum termasuk industri yang dinasionalisasi dan industri jasa, dan hasilnya amat mencengangkan karena dari hasil survey membuktikan ternyata jumlahnya melebihi anggaran pengeluaran tahunan untuk seluruh Jasa Kesehatan Nasional.
Sementara itu prioritas, ruang lingkup dan biaya untuk fungsi pemeliharaan terus berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi perekayasaan. Meskipun demikian sampai sekarangpun anggapan sebagian besar orang terhadap apa yang disebut sebagai insinyur pemeliharaan adalah identik dengan pekerja dengan pakaian kotor, membawa kaleng pelumas dan sebuah kunci inggeris.
No comments:
Post a Comment